Kabar
Lalu bagaimana hal tersebut bisa terjadi jikalau inflasi terus terjadi? mengingat inflasi Indonesia merupakan jawara di ASEAN. hal tersebut membuktikan kebijakan pemerintah tersebut tidak efektif. Banyaknya keluhan dari produsen mobil yang menjual mobil-mobil LCGC (Low Cost and Green Car) saat ini mengaku kesulitan mendapatkan untung karena kenaikan nilai kurs rupiah pada dolar (Honda). Padahal bila ditinjau dimasa lalu ketika harga Daihatsu Xenia Li (1000cc) seharga 99 juta nampaknya hal tersebut cuma akal-akalan klaim ATPM saja. Karena mobil murah LCGC pada dasarnya city car, beda dengan mvp tentunya costnya lebih bisa ditekan terlebih ditambah insentif PPnBM yang sekiranya dapat menurunkan harga sekitar 20-25%.
Apabila akal-akalan ATPM ini tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah, selayaknya kebijakan Mobil Murah LCGC dihapuskan, dengan konsekuensi industri otomotif Indonesia mengalami kemunduran. Pasalnya stakeholder tidak memiliki "good will" guna memajukan industri otomotif saat ini. Yakin LCGC murah? bila dibandingkan mobil tanpa PPnBM? build quality lebih rendah, cost lebih sedikit, dan insentif lebih dari pemerintah seharusnya dapat menahan harga mobil murah LCGC. Jadi alangkah baiknya program LCGC dicabut guna mengembalikan pendapatan negara daripada menuruti "Korporasi Serakah".
